tampilan berjalan

Assalamu'alaikum ahlan wa sahlan selamat datang di blog saya

Enam Sikap Merusak Kepribadian

05.13 / Diposting oleh Ahmad Waluyo,S.Kom / komentar (0)

Enam Sikap Merusak Kepribadian

Sabtu, 14 Mei 2011 11:51 WIB
Oleh Drs Mukhlis Denros
Manusia memiliki kepribadian positif dan negatif yang tercermin pada tingkah laku dalam setiap sepak terjang kehidupan sehari-hari. Sikap positif tampak dalam tindakan patuh, mencari kebenaran, introsfeksi diri, bekerja, mengadakan lapangan kehidupan. Sedangkan sikap negatif  terlihat pada pembangkangan, cendrung kepada perbuatan maksiat, malas bekerja serta membuat kerusakan baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Nabi Muhammad  Saw bersabda dalam hadis yang datang dari Adi bin Hatim yang diriwayatkan oleh Addailami, ”Ada enam hal yang menyebabkan amal kebajikan menjadi sia-sia [tidak berpahala] yaitu sibuk mengurus aib orang lain, keras hati, terlalu cinta kepada dunia, kurang rasa malu, panjang angan-angan dan zalim yang terus menerus di dalam kezalimannya.”

MENJAGA HUBUNGAN BAIK DENGAN SESAMA

00.10 / Diposting oleh Ahmad Waluyo,S.Kom / komentar (0)


Hubungan yang baik dengan sesama melahirkan harmoni. Tak ada perselisihan dan setiap orang saling menghargai. Perilaku hina dan perkataan yang melukai selalu di upayakan untuk di hindari. Sebaliknya,masing-masing pihak memberikan manfaat bagi orang lain. Ada kasih sayang yang tumbuh.
Mahmud al-Mishri ,dalam ensiklopedia akhlak Muhammad SAM ,mengungkapkan sikap kasih sayang dan saling menghormati ini membuat muslim akan merasakan bahwa mereka adalah satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh merasakan sakit, bagian tubuh yang lainnya akan merasakannya.
Maka mestinya ,seorang muslim mampu menjaga sikapnya dalam pergaulan dan terus mengusung kasih sayang di antara mereka. Dampaknya bukan hanya di rasakan seseorang atau umat saat di dunia dengan merasakan adanya harmoni, tetapi juga akan mengantarkan seseorang pada Sang Maha Penyayang.
Aisyah menceritakan ,pada suatu hari ada seorang perempuan miskin bersama dua putrinya mendatanginya. Aisyah memberikan tiga buah kurma. Lalu ,perempuan miskin itu memberikan kepada dua putrinya masing-masing satu kurma. Ketika akan memakan satu kurma yang tersisa menjadi bagianya,dua putrinya kembali meminta kurma.
Perempuan itu urung memakan kurmanya, kemudian membelahnya menjadi dua. Lalu ,ia membereikanya kepada dua putrinya. Aisyah menceritakanya kepada Rasulullah ,kemudian rasulullah menjawab “Niscaya Allah akan membebaskannya dari neraka karena satu buah kurma itu,” ujar Rasulullah dalam hadist yang di riwayatkan oleh Muslim.
Menurut Al Mishri,hati seseorang muslim secara alamiah mempunyai sifat kasih sayang kepada orang lain. Ada keyakinan bahwa dengan menyayangi orang lain maka seorang muslim akan memperoleh balasan kasih sayang yang jauh lebih besar dan lebih luas,baik di dunia maupun di akhirat.
Apalagi Allah SWT menyatakan bahwa Dia akan menyayangi hamba yang menyayangi makhluk-Nya. Menurut cendikiawan muslim ,Ibnu Qayyim,kasih sayang menularkan manfaat dan maslahat bagi orang lain. Meski terkadang terlihat seperti mempersulit diri sendiri atau melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

“ Orang yang paling menyayangimu adalah orang yang mau bersusah payah mempersembahkan kemudahan bagimu dan menjauhkanmu dari bala yang mendatangimu,” kata Ibnu Qayyim. Dengan dasar kasih sayang dan cinta,Rasul menjalin hubungan dengan orang lain.
Sopian Muhammad dalam bukunya Manajemen Cinta Sang Nabi ,menuturkan dalam pergaulan dengan orang lain, Nabi Muhammad tak pernah menghinakan dirinya dan orang lain. Beliau juga tidak mencela apalagi mencelakakan orang lain. Jika berhadapan dengan orang yang tidak menyukainya, beliau membela diri seperlunya.
Terhadap sesama muslim, Rasulullah sangat mencintai mereka sehingga selalu berusaha menjaga keselamatan mereka,baik jiwa,raga,maupun hartanya. Ia tak akan menyinggung dan menyakiti perasaan mereka. Sehingga ia menahan diri untuk tidak mencela dan melontarkan ucapan –ucapan yang merendahkan.
Beliau mengingatkan ,bahwasanya seburuk-buruk umatnya adalah orang yang banyak omong,bermulut besar,dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatnya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Saat menghadapi orang yang bersikap tidak baik kepadanya, Muhammad SAW tak membalasnya dengan dendam.
Biasanya ,Rasu memutuskan pembicaraan dengan mereka dengan bangkit dari duduknya kemudian meninggalkannya. Soal hal ini,cucunya Husain bin Ali bin Abi Thalib,mengisahkannya. Rasul kata dia ,tidak menerima pujian kecuali yang wajar dan tidak suka memotong pembicaraan seseorang kecuali jika melewati batas.
Cara memotong pembicaraan itu dengan melarang untuk berbicara itu,kemudian berdiri dan meninggalkan orang tsb. Husain pun pernah bertanya kepada ayahnya ,Ali bin Abi Thalib, mengenai Kisah Nabi Muhammad bersama orang-orang yang duduk di dekatnya dan pergaulan dengan mereka.
Ali mengungkapkan, Muhammad selalu tersenyum, memberikan kemudahan, lembut, dan tidak kasar, tidak suka membuat gaduh, tidak senang mencela atau mengumpat, serta tidak membuat putus asa dan mengecewakan orang yang berharap padanya. Menurut Ali, ada tiga hal yang tidak Muhammad lakukan terhadap orang lain.
Muhammad tidak mengejek dan mencela, tidak mencari-cari kesalahan orang lain ,dan tidak berbicara kecuali perkataan yang mendatangkan pahala. Rasul juga meminta para sahabatnya untuk membantu orang-orang yang memang sedang membutuhkan bantuan orang lain.
"muslim yang baik akan menahan diri untuk tidak melukai perasaan Muslim lainnya."

Label:

Berinteraksi dengan Jin

06.27 / Diposting oleh Ahmad Waluyo,S.Kom / komentar (0)

Label: